Khotbah Jum'at

(Edisi (3Tgl. 25 Maret 2014)


TAQWA NILAI YANG BERHARGA

Oleh: Oting Syarifudin, S.Pd.I / 25 Maret 2014


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ بِنُوْرِ كِتَابِهِ الْمُبِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَأَ شْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنُ. اّللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. (اَمَّا بَعْدُ)     فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3)

                Hadirin Ahli Jumuah RH

                Puji milik robl izati, puja hak dzat yang kuasa Allah azza wazala. Shalawat tetap terlimpah atas Rasul-Nya yang penuh mu’jizat, yakni Habibana wa Nabiyana Rasulallah Muhammad SAW.  
                Melalui mimbar jum’at yang terhormat ini, khotib mengajak kita semua untuk senantiasa meningkatkan nilai ketakwaan kepada Allah SWT secara totalitas, baik perkataan maupun perbuatan. Taqwa dengan senantiasa kita mampu melakukan aktivitas ubudiyah atas perintah Allah dan meninggalkan perbuatan yang membuat Allah murka. Karena dengan Taqwalah, ia menjadi tameng sebagai penghalang antara diri kita dengan orang yang akan mencelakakan kita.
Dalam B. Arab dikatakan اِتَّقَى بِتُرْسَةٍ

                Hadirin Ahli Jumuah RH

                Orang yang selalu merasa takut kepada Allah baik dalam hal perkataan maupun perbuatannya kita kenal dengan sebutan Muttaqien  (orang yang bertqwa).
Kenapa harus taqwa? Karena taqwa merupakan nilai yang sangat berharga dan mulia  di mata Allah SWT.  Q.S. Al-Huzurat:13
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa.
Sabda Rasulallah SAW:
اِنَّ اللهَ لاَيَنْظُرُ اِلَى صُوَارِكُمْ وَاَجْسَامِكُمْ وَاَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُوْبِكُمْ وَاَعْمَالِكُمْ.
Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat rupawan, body tubuh, dan harta kalian, namun yang Allah lihat adalah hati (nilai taqwa) dan amal ubudiyah kalian.
Hadirin Ahli Jumuah RH
Lantas siapakah Muttaqien itu?  Q.S. Al Baqarah : 3
1. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
orang yang meyakini hal yang ghaib, yakni mempercayai sesuatu yang tidak dapat diketahui oleh panca indera, seperti Zat Allah, Malaikat, Hari Akhir, dan apa saja yang terjadi pada hari akhir. Orang Islam yang Mumin muttaqien akan selalu waspada dan berhati-hati dalam gerak dan langkahnya karena jiwanya yakin semua aktifitas baik maupun jelek akan selalu dimonitor oleh Allah SWT. Q.S. Qaff: 18
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (Rakib-‘Atiid).
2.  وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ, Shalat yang bagaimana? Q.S. Al-Ma-arij: 23
الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ
 الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ   Q.S. Al-Mu’minuun: 2
Jadi Hadirin, pengertian shalat yang sebenarnya adalah memerlukan kekhusyu’an di dalam melakukan bagian-bagian shalat, dan hati tertuju kepada pengawasan Allah SWT, seakan-akan kita melihat-Nya.
اُعْبُدِ اللهَ كَــاَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ
Beribadahlah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.
3. وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ  ,  Kalimat ini mengandung isyarat bahwa nafkah yang diinfakkan adalah sebagian kecil dari harta yang dimiliki seseorang, bukan seluruh harta. Dan ini semua semata-mata niat bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah, dan juga karena rasa belas kasihan terhadap kaum miskin. Maka jiwa seperti inilah yang tergolong Muttaqien.
Namun fakta dan realita, banyak sekali orang yang biasa melakukan shalat dan rajin puasa, tetapi ketika dihadapkan pada persoalan infaq harta di jalan Allah baik untuk pembangunan sarana syiar agama Allah maupun kemaslahatan manusia, mereka malah berpaling dan menjauh hatinya tidak terketuk sama sekali untuk menginfaqkan sebagian harta yang Allah amanahkan.
Hadirin Kaum Muslimin RH
                Dari ketiga ciri orang bertaqwa di atas tadi, dapat khotib simpulkan, bahwa (1) di dalam iman itu terkandung adanya keselamatan. (2) Di dalam shalat terkandung munajat (bisikan/pengaduan) seorang hamba kepada Allah SWT. (3) dan di dalam shodaqoh terdapat tambahan derajat bagi seseorang yang mampu dan mau melakukannya.
                Semoga khotbah ini ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.




KHUTBAH KE-2
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى نِعَمِ اللهِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. (أَمَّا بَعْدُ) فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, آمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ.
 اَللَّهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا دِيْــنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا وَاَصْلِـــحْ لَنَا دُنْـــيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَاَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَـــادُنَا يَارَبَّنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَــــادَةً لَّنَا فِيْ كُلِّ خَيْر وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَّنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.  رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ,  وَاِيْتَآءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغِى, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ.



(Edisi (1)  Tgl. 12  Februari 2013)

 
KETELADANAN RASULALLAH DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Oleh : Oting Syarifudin S.Pd.I
 
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ اَنْعَمَ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلاَمِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ يَدْعُوْا اِلَى دَارِ السَّلاَمِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْأَنَامِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا أَفُوْزُ بِهِمَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ.(أَمَّا بَعْدُ) فَيَاعِبَادَ اللهِ, إِتَّقُوْااللهَ وَاشْكُرُوْا النِّعْمَةَ الَّتِىْ يَجِبُ اَنْ تُقَابِلَ بِالشُّكْرِ الْعَظِيْمِ نِعْمَةَ الْهِدَايَةِ لِلْإِسْلاَمِ وَنِعْمَةَ مَوْلِدِ الْبَشِيْرِ النَّذِيْرِ لِلْأَنَامِ. وَبِعْثـــَـتــَـهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِسَائِرِ الْخَوَاصِ وَالْعَوَامِ.وَقَالَ تَعَالَى اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجَوْ اللهَ وَالْيَوْمَ الْأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا.

Hadirin Ahli Jumuah RH
Bulan Rabi’ul Awwal adalah merupakan bulan yang menyimpan historis penting bagi umat Islam, karena di dalamnya ada kejadian yang amat penting yakni lahirnya sesosok bayi pilihan Allah, sebagai pertanda cikal bakal kejayaan dan gaungnya ajaran illahi di muka bumi ini yang  dibawa oleh Rasul-Nya yakni Nabi Muhammad SAW. Dan fakta telah membuktikan, berkat jasa-jasa perjuangan beliaulah dakwah Islam mampu tersebar ke pelosok-pelosok dunia dan senantiasa membawa rahmat bagi seluruh alam.
Makanya tidak heran kalau tiap tahun  seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia sama-sama memperingati suatu peristiwa besar, peristiwa yang telah merombak dunia dari alam biadab menuju alam beradab atau tatanan hidup baru, yaitu tersebarnya   ajaran Islam dipermukaan bumi ini. Karena dengan kelahiran beliau di muka bumi dengan ajaran Islamnya inilah dunia menjadi tentram dan damai dengan sinar illahi.

Hadirin Ahli Jumuah RH
Adapun Kunci pokok keberhasilan dakwahnya diantaranya adalah:
1.   Terletak pada sosok pribadi beliau yang amat menarik dan juga mengagumkan para pengikutnya, dengan kepribadinya yang memiliki akhlaq yang tinggi, penuh semangat pengabdian dan keikhlasan dalam memperjuangkan agama Allah di muka bumi ini.
2.    Dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat beliau selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat orang lain, tidak pernah melakukan diskriminasi, baik menyangkut suku, ataupun status sosialnya melainkan semuanya diperlakukan sama, yang padahal Allah sudah menyatakan bahwa beliau itu sebagai pemimpin para Nabi dan Rasul, namun beliau tetap menyatakan secara tegas di hadapan umatnya, bahwa beliau adalah sama dengan manusia pada umumnya. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al Kahfi:110
قُلْ إِنـــَّــمَآ بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحى إِلَيَّ إِلهُكُمْ اِلهٌ وَاحِدٌ.
               “Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa”.

Hal ini hadirin, mengisyaratkan bahwa Nabi dalam hubungan dengan sesama manusia, sama sekali tidak merasa lebih dari orang lain. Beliau tetap memandang dirinya sama dengan yang lain tanpa membedakan sedikitpun serta tidak menganggap orang lain lebih rendah darinya, bahkan terkesan beliau tidak mau diistimewakan, disanjung-sanjung ataupun dipuji-puji dan diagungkan.

3.  Dalam kehidupan rumah tangga, berpenampilan amat sederhana. Beliau bertindak sebagaimana layaknya orang biasa atau rakyat jelata, suka memberi makanan ternaknya serta merawatnya dan memasukan ke kandangnya. Beliau suka menyapu dan membersihkan rumah, beliau suka makan bersama-sama pelayan dan pembantu rumahnya, berbelanja sendiri ke pasar dan membawa sendiri barang belanjaannya, suka menjabat tangan orang kaya ataupun miskin, orang dewasa atau anak kecil malah beliau sering memulai salam kepada sesama Muslim yang dijumpainya di manapun berada.
Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat yang patut ditiru dan dicontoh, lebih-lebih tentang sifat tawadlunya ini. Beliau adalah makhluk utama dan sangat istimewa, makhluq yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, tidak pernah berbesar mulut, tidak menganggap atau memandang orang lain hina atau bertindak merendahkan orang lain. Maka pantas saja Allah telah menyatakan diri Nabi sebagai figur yang patut dicontoh. Sebagaimana Firman-Nya Q.S. Al-Ahzab:21

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجَوْ اللهَ وَالْيَوْمَ الْأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا.
            Sungguh pada diri Rasulallah kamu itu, terdapat suri tauladan yang indah bagi orang yang mengharap (rahmat Allah) dan keselamatan hari terakhir serta banyaklah mengingat Allah.

   Hadirin kata أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam kitab Syafwat atiTafasir : 
          اى  اْلمِثــَــالُ الْأَعْلَى الَّّذِيْ يَجــِبُ اَنْ تَقْتــَدِيَ لَهُ فِى جَمِيْعِ أَفْعَالِهِ وَأَقْوَالِهِ      
Yaitu contoh yang tinggi, figur yang luhur yang wajib ditiru oleh setiap muslimin dalam seluruh perbuatan maupun perkataannya.
      Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai umatnya untuk menghormati atas pemimpin kita sekaligus utusan Allah yang telah berhasil menyampaikan dakwahnya? Dal Hal ini Imam An-Nawawi mengatakan, bahwa dalam rangka memuliakan dan mengagungkan Rasulallah dapat melalui 4 cara:
1-   تَعْظِيْمُهُ وَنــَصْرُهُ حَيًّا وَمَيِّتــًا
Dengan cara mengagungkan dan menolongnya, baik diwaktu hidupnya yakni mereka para sahabatnya, maupun setelahwafatnya yakni saat kita inilah dengan cara ikut serta berpartisipasi untuk senantiasa mengagungkan Nabi dengan banyak mengingatnya melalui bacaan shalawat dan menolong nabi dalam bentuk melestarikan dan mensyiarkan ajarannya serta menterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
2-   إِحْيَاءُ سُنـَّتِهِ بِتَعَلُّمِهَا وَتَعْلِيْمِهَا
Dengan cara menghidupkan sunahnya yaitu melalui menggali dan mengkaji perilaku nabi baik dalam kepemimpinan maupun dalam kesosialannya dan berbagai hal lainnya, serta mewariskan ajarannya pada generasi kita terutama anak cucu kita di lingkungan keluarga kita masing-masing. سُبَانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ , pemuda, anak, cucu kita saat ini adalah penerus estavet perjuangan yang akan melanjutkan kita semua.
3-   وَالْإِقْتِدَاءُ بِهِ فِى أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ
Berusaha dengan semaksimal mungkin, untuk menjadikan seluruh perkataan dan perilaku kita mencontoh kepada perkataan dan perilaku Rasulallah.Juga mewariskan kepada anak cucu kita dengan membiasakan berkata dan berperilaku yang baik dengan suatu harapan kelak anak cucu kita mampu beretika dan berestetika yang baik dan benar sehingga terwujudlah generasi yang muttaqie, beradab dan berakhlak mulia.
4-   وَمَحَبَّتِهِ وَمَحَبَّةِ أَتْبَاعِهِ
Menumbuhkembangkan kecintaan kita terhadap nabi dan penerus atau pengikutnya. Karena ketika jaman sahabat yang jadi Rasulallah itu adalah Nabi Muhammad SAW. Dan saat ini sebagai kepanjangan tangan Nabi Muhammad SAW adalah para Ulama. Karena Nabi sendiri telah menegaskan:
اَلْعُلَمَآءُ وَرَثــَةُ الْأَنْبِيَاءِ   
para ulama itu merupakan pewarisnya para nabi.

Hal ini berarti: kalau kita mencintai dan memuliakan para ulama, maka sama halnya kita mencintai dan memuliakan para nabi, dan sebaliknya kalau kita membenci dan mencaci maki para ulama itu sama halnya kita membenci dan mencaci maki para Nabi. Sedangkan kalau kita membenci dan mencaci maki para nabi, sama halnya kita telah membenci dan mencaci maki Allah SWT.

Hadirin kaum muslimin RH
Mudah-mudahan khutbah ini ada manfaatnya khususnya bagi khotib pribadi dan umumnya bagi kita semua. Senantiasa kita semua diberikan kemampuan untuk senantiasa mencontoh figur rasulallah sebagai suri tauladan dalm aktifitas kita sehari-hari. Amiin Ya Robbal’alamin.

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِىْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْم. وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ والذِّكْرِ الْحَكِيْمْ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم.



KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اِلَهُ الاَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمَ الاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. (أَمَّا بَعْدُ) فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ تَعَالَى اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ, يَآيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, آمِيْن يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ اُحِبُّكَ وَحُبَّ مَنْ يُقَرِّبُنَا اِلَى حُبَّكَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ,  وَاِيْتَآءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغِى, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ








Edisi Kedua –Bulan Februari 2013


KELUARGA KUNCI KESUKSESAN



Oleh:Oting Syarifudin, S.Pd.I (16 Februari 2013
)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ زَوْجَيْنِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ. وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلَهُ. (اَمَّا بَعْدُ) فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .وَقَالَ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمِنْ آيَاتِهِ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً اِنَّ فِى ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ

Hadirin Ahli Jumuah RH
Kalau kita mau merenung, melihat fakta nan realita  di tengah kehidupan kita saat ini, Kita seringkali dengar orang-orang yang membangun karir bertahun-tahun akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar oleh perilaku istri dan anaknya. Ada juga yang populer di kalangan masyarakat tetapi tidak populer di hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya tapi oleh anak istrinya sendiri malah dicaci, sehingga kita butuh sekali keseriusan untuk menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan yang benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita semu. Merasa sukses padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk, merasa cerdas padahal bodoh, ini tertipu!

Penyebab kegagalan seseorang diantaranya :


1. Karena dia tidak pernah punya waktu yang memadai untuk mengoreksi dirinya. Sebagian orang terlalu sibuk dengan kantor, urusan luar dari dirinya akibatnya dia kehilangan fondasi yang kokoh. Karena dia tidak bersungguh-sungguh menjadikan keluarga sebagai basis yang penting untuk kesuksesannya.
2. Sebagian orang hanya mengurus keluarga dengan sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, sisa perhatian, sisa perasaan, akibatnya seperti bom waktu. Walaupun uang banyak tetapi miskin hatinya. Walaupun kedudukan tinggi tapi rendah keadaan keluarganya.
Oleh karena itulah, jikalau kita ingin sukses, mutlak bagi kita untuk sangat serius membangun keluarga sebagai basis, Kita harus jadikan keluarga kita menjadi basis ketentraman jiwa. Bapak pulang kantor begitu lelahnya harus rindu rumahnya menjadi tempat  ketenangan. Anak pulang dari sekolah harus merindukan suasana aman di rumah. Istri demikian juga. Jadikan rumah kita menjadi sentral ketenangan, ketentraman, kenyamanan sehingga bapak, ibu dan anak sama-sama senang dan betah tinggal dirumah.
Agar rumah kita menjadi sumber ketenangan, maka perlu diupayakan:
1. Jadikan rumah kita sebagai rumah yang selalu dekat dengan Allah SWT, dimana di dalamnya penuh dengan aktivitas ibadah; sholat, tilawah qur'an dan terus menerus digunakan untuk memuliakan agama Allah, dengan kekuatan iman, ibadah dan amal sholeh yang baik, maka rumah tersebut dijamin akan menjadi sumber ketenangan.
2. Seisi rumah Bapak, Ibu dan anak harus punya kesepakatan untuk mengelola perilakunya, sehingga bisa menahan diri agar anggota keluarga lainnya merasa aman dan tidak terancam tinggal di dalam rumah itu, harus ada kesepakatan diantara anggota keluarga bagaimana rumah itu tidak sampai menjadi sebuah neraka.
3. Rumah kita harus menjadi "Rumah Ilmu" Bapak, Ibu dan anak setelah keluar rumah, lalu pulang membawa ilmu dan pengalaman dari luar, masuk ke rumah berdiskusi dalam forum keluarga; saling bertukar pengalaman, saling memberi ilmu, saling melengkapi sehingga menjadi sinergi ilmu. Ketika keluar lagi dari rumah terjadi peningkatan kelimuan, wawasan dan cara berpikir akibat masukan yang dikumpulkan dari luar oleh semua anggota keluarga, di dalam rumah diolah, keluar rumah jadi makin lengkap.
4. Rumah harus menjadi "Rumah pembersih diri" karena tidak ada orang yang paling aman mengoreksi diri kita tanpa resiko kecuali anggota keluarga kita. Kalau kita dikoreksi di luar resikonya terpermalukan, aib tersebarkan tapi kalau dikoreksi oleh istri, anak dan suami mereka masih bertalian darah, mereka akan menjadi pakaian satu sama lain. Oleh karena itu,barangsiapa yang ingin terus menjadi orang yang berkualitas, rumah harus kita sepakati menjadi rumah yang saling membersihkan seluruh anggota keluarga. Keluar banyak kesalahan dan kekurangan, masuk kerumah saling mengoreksi satu sama lain sehingga keluar dari rumah, kita bisa mengetahui kekurangan kita tanpa harus terluka dan tercoreng karena keluarga yang mengoreksinya.
5.  Rumah kita harus menjadi sentral  kaderisasi, sehingga Bapak-Ibu mencari nafkah, ilmu, pengalaman wawasan untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita sehingga kualitas anak atau orang lain yang berada dirumah kita, baik anak kandung, anak pungut atau orang yang bantu-bantu di rumah, siapa saja akan meningkatkan kualitasnya. Ketika kita mati, maka kita telah melahirkan generasi yang lebih baik.
Tenaga, waktu dan pikiran kita pompa untuk melahirkan generasi-generasi yang lebih bermutu, kelak lahirlah kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah sebuah rumah tangga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada rumah tangganya tapi pada generasi sesudahnya serta bagi lingkungannya.
Hadirin Kaum Muslimin yang dimulyakan Allah             
Keluarga adalah jiwa dan tulang punggung suatu negara, kesejahteraan lahir-bathin yang dialaminya adalah cerminan dari situasi keluarga yang hidup ditengah-tengah masyarakat negara itu sendiri. Runtuhnya suatu bangsa diawali dari hancurnya tatanan rumahtangga masyarakatnya. Keluarga yang tidak terjaga keutuhan susunan organisasi rumahtangganya akan melahirkan anak-anak yang tidak berkualitas karena memperoleh pendidikan yang tidak tepat dari keluarganya.
Maka dari itu tidak ada bangsa yang kokoh dan diberkahi Allah SWT tanpa diawali dari keluarga yang diberkahi pula oleh Allah SWT. Jika kita menginginkan tercipta Baldah Thayibah , landasan yang harus kita bangun adalah masyarakat marhamah, pondasi yang harus kita bangun untuk membentuk masyarakat marhamah adalah Keluarga Sakinah, sedangkan pilar yang harus ditegakkan untuk mewujudkan keluarga sakinah adalah aqidah, mawwadah, dan rahmah . Dengan figur seorang ayah yang bijaksana dan berwibawa. Dengan profil seorang ibu yang penyantun, lembut dan bisa mendidik serta membesarkan anak-anaknya dengan penuh buaian kasih sayang. Inilah yang dimaksud dengan: اَلْبَيْتُ مَدْرَسَةُ الْاُوْلَى  , Keluarga adalah sekolah yang paling utama dan pertama. Dan insya Allah dambaan keluarga yang kondusif penuh cinta dan kasih sayang akan dapat kita raih dan kita rasakan.
Q.S. Ar-Rum:21
وَمِنْ آيَاتِهِ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya), ialah bahwa Ia menciptakan isteri-isteri Bagimu dari jenis kamu sendiri, supaya kamu dapat hidup tenang bersama mereka. Dan diadakan-Nya cinta kasih sayang antara kamu.
Firman Allah tadi merupakan khabar atau informasi kepada kita mengenai salah satu keagungan Allah adalah diciptakannya manusia secara jenis kelamin berpasang-pasangan dengan tujuan agar membentuk keluarga sakinah, sedangkan modal yang Allah berikan untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah berupa Mawwadah war rahmah.
Hadirin, apakah mawaddah dan apakah rahmah dalam kontek ayat tersebut? Mawaddah menurut Ibrahim Al-Biqo’I adalah cinta plus yang tidak dihinggapi keburukan baik lahir maupun bathin. Sedangkan yang dimaksud dengan rahmah menurut Ibnu Abbas dalam Tanwirul Miqbas adalah شفعةً عليها ان يصيب بالسوء  , yakni kasih sayangnya suami karena takut menimpa keburukan terhadap isterinya. Dengan demikian antara suami dan isteri saling mengisi dan melengkapi. Dengan dua modal dasar Mawaddah dan rahmah akan mewujudkan kekuatan baik lahir maupun bathin bagi pasangan suami-isteri untuk mendayung bahtera rumah tangga sampai ke pulau kebahagiaan nan kekal abadi.
Hadirin Ahli Jumuah Arsadakumullah
                Dari uraian ini dapat kita ambil kesimpulan:
1. Dengan membina keluarga sakinah berarti mewujudkan keluarga bahagia sejahtera, terpenuhi aspek kebutuhan lahir dan bathin, terlaksananya hak dan kewajiban suami-isteri yang dapat memancarkan cahaya norma-norma agama. Sehingga pada gilirannya dari setiap anggota keluarga mampu berkata: Baiti Janati”,  rumah tanggaku ibarat surga bagiku.
2. Dalam membina keluarga sakinah, jangan mengharapkan “sesuatu” dalam membesarkan dan mendidik anak, ikhlaskan semuanya. Insya Allah semuanya akan dibalas dengan sempurna oleh Allah SWT. Jadilah seperti mata air yang jernih dan terus mengalirkan air yang sejuk ke segala arah tanpa mengaharapkan air itu akan kembali.
3. Sebagai anak kita berhutang banyak pada orang tua dalam segala hal baik hutang nyawa, air mata, darah, materi dan perasaan. Jadi sebagai anak jangan pernah menyakiti hati orang tua karena do’a orang tua kepada anak sangat efektif sekali.
4. Jika dalam rumah tangga kita banyak menghadapi masalah maka segeralah introspeksi diri. Bagaimana dengan shalat kita dan bagaimana hubungan dengan kedua orang tua kita. Bisa jadi inilah sumber masalah dalam keluarga kita.
                Dengan demikian, marilah kita lestarikan kecintaan dan kasih sayang antara kita terutama ditengah-tengah kehidupan berkeluarga dengan memperkuat penghayatan dan pengamalan aturan agama, Semoga Allah mengabadikan cinta dan kasih sayang diantara pasangan kita dan anak-anak kita. Amiin Ya Robbal’alamin.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.


 
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَلاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ(اَمَّا بَعْدُ). مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ ... أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ آمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا, الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ.


Download Di Sini